Minggu, 07 Juni 2009

Berteman dengan kecepatan

Api kecil jadi teman, api besar jadi lawan. Beda dengan kecepatan, cepat atau pelan bisa menjadi lawan atau bahaya. Karena naik motor merupakan aktivitas yang beresiko besar, meski sedang dalam kecepatan rendah maupun tinggi.
   
Untuk itu, pengendara mesti mengetahui kondisi ideal yang berkaitan dengan kendaraan, lingkungan, diri sendiri saat berkendara. Artinya berkendara dalam kecepatan tinggi tidak masalah manakala ketiga kondisi diatas disadari. Jika di daerah padat lingkungan seperti pasar atau perumahan tidak tepat berkendara dalam kecepatan tinggi.
 
Kecepatan terkait dengan jarak pengereman. Sehingga semakin tinggi kecepatan jarak pengereman maka semakin jauh. Artinya saat mengebut butuh lingkungan dan kondisi jalan yang panjang untuk pengeraman juga kecepatan reaksi pengendara. Selain tentunya sistem rem yang baik.
    
Secara matematis, untuk kecepatan 40 km/jam. Dengan reaksi 1 detik jarak pengeraman 11,11 meter. Didapat dari 40.000 meter dibagi 3.600 detik. Jarak pengereman 11,11 meter itu masih belum ideal karena mesti mempertimbangkan kondisi jalan. Apakah sedang hujan atau tidak, jalan mulus atau bergelombang.

Semakin mulus atau saat hujan, koefisien jalan makin kecil sehingga titik pengereman aman makin jauh. Ada rumusan yang dikembangkan di ilmu safety riding soal koefisien jarak pengereman. Kecepatan dikali dua, hasil ini dibagi dua kali koefisien kali gravitasi. 

Dengan kecepatan 40 km/jam di dapat hasil 8,4 meter sehingga jarak pengereman dan berhenti jadi 19,51 meter. Agar lebih aman tambahkan dengan jarak akselerasi sekitar 100 meter. Jadi total jarak pengereman 119,51 meter untuk kecepatan 40 km/jam. 

Artinya, kalau kecepatan lebih tinggi lagi, pasti total jarak pengereman akan lebih jauh lagi. Karenanya, pintar-pintar lah berteman dengan kecepatan. selamat berkendara.


(Sumber : Antaranews.com)

Tidak ada komentar: