- Ampelas terlebih dahulu bagian yang akan dicat dengan ampelas(kertas gosok) ukuran 800 yang waterproof, kemudian dihaluskan dengan ampelas ukuran/no. 1000.
- Setelah permukaan telah digosok dengan ampelas cuci bagian yang akan dicat dengan air bersih, dikeringkan dengan kain, dan dipanaskan dibawah terik matahari sampai benar-benar kering.
- Dasari dgn epoxy di usahakan jgn terlalu tipis/tebal ( camp. epoxy+hardener+tiner A ) permukaan yang dikehendaki. Setelah kelar jemur bagian yang tercat tadi kemudian gosok lagi dengan ampelas dengan ampelas ukuran 1200, dan jangan sampai habis cukup sampai rata permukaannya.
- Setelah diampelas cuci bagian tersebut dengan air bersih dan jemur hingga kering dan dibersihkan dengan kain yang lembut seperti kain kaos.
- Kemudian masuk pada tahap pengecatan dengan menggunakan cat dasar yang diinginkan bisa putih/silver atau abu-abu ( camp. cat dasar+tiner acrilic = 1 : 0.3 ), saya biasa menggunakaan merk Avian atau steelgloss dan dicat ditempat yang terbuka agar terkena matahari langsung dan hindari media debu, setelah dicat jemur bagian tsb hingga benar2 kering, dan ampelas lagi untuk mendapatkan hasil yg maksimal, namun dgn ampelas no.>1200 dan perlu diingat proses pengampelasan cukup tipis-tipis.
- Masuk dalam proses pewarnaan pilih warna sesuai yang diinginkan ( camp. cat warna + tiner acrilic = 1 : 0.3 ), di usahakan sampai 4x lapis agar warna yg d hasilkan max dan dalam proses pengecatan cukup 1 kali jalan jangan diulang-ulang agar kelihatan rata.kemudian jemur hingga benar-benar kering.
- Setelah kering baru lap. clear di usahakan pk clear yg bermutu dan d semprot smp 3-5 lapis karena daya tahan mutu dan warna di tentukan oleh clearnya ( camp. clear + hardener + tiner acrilic = 1 : 0.1 ). Kemudianj jemur
- Merk cat bisa lenosal/blinken/sikkens/spieshecker.
- Usahakan gunakan 1 merk dalam pemilihan epoxy-thiner-cat-clear.
Selasa, 09 Juni 2009
Cara Mengecat Motor
Senin, 08 Juni 2009
Jika motor mogok dijalan
Kedua, kalau bahan bakar tidak bermasalah, coba periksa sistem pengapiannya. Seringkali Busi menjadi prioritas utama penyebab mesin ngadat. Caranya, lepas busi dari rumahnya yang terdapat pada silinder head dengan menggunakan kunci busi.Bila terdapat kerak hitam pada kepala busi, itu tandanya akibat pembakaran yang kurang sempurna. Bisa juga karena setelan angin kurang pas. Cara mengatasinya, bersihkanlah kepala busi dengan ampelas halus yang memiliki kekasaran kurang lebih 400-600. Jika perlu bersihkan bagian dalamnya dengan menggunakan peniti. Cek kondisi elektrikal busi dengan memasukkan kembali ke dalam kop. Lalu tempelkan busi ke body mesin sambil di stater.Lihatlah dengan seksama, apakah percikan api normal atau telalu kecil. Atau bahkan malah tidak ada. Bila percikannya terlalu kecil, cobalah ganti dengan busi cadangan. Sebelum busi dipasang kembali, buang gas bensin pada silinder head dengan cara menutup lubang busi dengan kain lalu coba di stater.Lakukan 3 sampai 4 kali stater. Pasang kembali busi pada rumahnya lalu coba hidupkan mesinnya. Di samping delapan langkah sederhana untuk mengatasi motor mogok di atas, alat pendukung juga harus tersedia seperti kunci busi, kunci pas, obeng, ampelas halus, peniti, dan jangan lupa selalu sedia busi cadangan. Tapi bila semua itu sudah dilakukan mesin tetap tak mau hidup, maka segera saja cari bengkel terdekat.
Sumber: http://www.suzuki-thunder.net
Minggu, 07 Juni 2009
Makna dan arti kode busi

Bro jangan salah kaprah dalam memilih type busi, karena bukannya bikin motor jadi ngibrit malah jadi gampang panas dan nembak-nembak seperti kekurangan bensin & salah setting pengapian. Dari pada tengsin & mokal, yuk kita bahas apa sih maksud dari kode yang tertulis pada badan busi. Dipasaran banyak terdapat berbagai macam merk busi diantaranya adalah NGK, Champion & ND. Merk-merk tersebut masing-masing punya kode sendiri.
Dari pada kepanjangan ngobrolnya, yuk kita mulai dengan NGK BPR5ES-11
B : menandakan diameter ulir busi (B ~ 14 mm)
P : menunjukkan tipe insulator
R : tipe busi dengan resistor
5 : tingkat panas busi ( jika nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin )
E : panjang ulir (19 mm)
S : tipe pengggunaan busi (S berarti standard)
-11 : Gap / celah busi yang direkomendasikan ( gap 1,1 mm)
NGK dengan kode B-8-HV, Huruf pertama B menunjukkan diameter ulir busi yaitu 14 mm. sedangkan untuk diameter 10 mm digunakan huruf C. Angka 8 menyatakan type range suhu busi, untuk NGK makin kecil angka busi(mulai angka 2) makin panas type busi, sebaliknya jika angka busi besar maka busi masuk kedalam type dingin, NGK memberi angka 11 untuk type busi paling dingin. Huruf H menunjukkan panjang ulir, H untuk ulir panjang & E untuk ulir pendek. Yang terakhir V
ND sama dengan NGK untuk cara penulisannya tapi beda di huruf
Busi adalah komponen yang berfungsi untuk memercikkan bunga api didalam ruang bakar. Percikan bunga api ini dihasilkan dari tegangan tinggi antar electrode yang dibangkitkan oleh ignition coil. Temperatur didalam ruang bakar dapat mencapai 2500 derajat Celcius dan tekanannya mencapai 50 kg/cm2. Tekanan serta temperatur yang sangat tinggi tsb harus mampu ditahan oleh busi.
Pada intinya, konstruksi busi terdiri dari insulator dan electrode. Electrode biasanya menggunakan logam yang dilapis dengan nickel, chrome, mangan, silikon dll agar mampu menahan kondisi ekstrim sedangkan insulatornya berbahan dasar aluminia.
Berdasar kemampuan mentransfer panas, busi dibagi dalam dua tipe yaitu:
Panas
Busi tipe panas adalah busi yang lebih lambat untuk mentransfer panas yang diterima. Cepat mencapai temperatur kerja yang optimal namun jika untuk pemakaian yang berat bisa terbakar. Biasa digunakan pada motor-motor standard untuk penggunaan jarak dekat.
Dingin
Busi tipe dingin lebih mudah mentransfer panas ke bagian head cylinder. Biasanya digunakan untuk penggunaan yang lebih berat misalnya untuk balap atau pemakaian jarak jauh karena sifatnya yang mudah dalam pendinginan.
Masing-masing produsen busi menerapkan nilai rating panas yang berbeda. NGK memberikan rating panas sampai dingin dengan nilai dari 2 ~ 11, Denso menetapkan rating dari 9 ~ 37 sedangkan Champion memberikan rating dari 1 ~ 25.
Pada umumnya, pabrikan sepeda motor menggunakan busi dengan tipe medium misalkan untuk merk NGK menggunakan rating 6, 7 atau 8 dan untuk merk Denso menggunakan rating 22 atau 24 karena penggunaan oleh konsumen yang bervariasi.
Klasifikasi tipe busi ini didasarkan oleh faktor-faktor sbb:
Jarak antara electrode tengah dengan insulator (ukuran volume gas). Busi tipe panas mempunyai volume yang lebih besar
Konduktifitas thermal insulator dan electrode
Konstruksi electrode
Dimensi gap pada ujung electrode
Pemilihan tipe busi yang sesuai didasarkan pada:
Campuran bahan bakar yang digunakan
Perbandingan kompresi.
Ignition timing (waktu pengapian)
Kualitas bahan bakar dan kadar oktannya.
Kondisi pemakaian seperti untuk balap atau pemakaian sehari-hari
Pola ulir pada kepala busi.
Berdasarkan keterangan diatas, maka penggantian busi dengan tipe yang berbeda dari spesifikasi standard harus disesuaikan. Tipe busi dapat diketahui dari kode yang terdapat pada sisi insulator.
Dicontohkan satu kode busi sbb:
W24ES-U (Denso)
W : menandakan diameter ulir busi (W ~ 14 mm)
24 : tingkat panas busi ( jika nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin )
E : panjang ulir (19 mm)
S : tipe pengggunaan busi (S berarti standard)
U : konfigurasi gap busi
Untuk sepeda motor yang masih dalam masa garansi, diharuskan untuk menggunakan standard yang tertera pada data spesifikasi (owners manual)
Sumber : dari beberapa mailing list & situs-situs otomotif
Makna dan arti kode rantai
Tanpa sadar, kita sering menyebut rantai ukuran 415, 420, 428, 520 dan sebagainya. Apa sih artinya? “Kode itu menyatakan ukuran rantai,” cegat Agung Putranto wakil dari PT FSCM (Federal Superior Chain Manufacturing), produsen rantai merek Federal yang setara DID Jepang itu.
Sambil memandu Em-Plus memantau proses pembuatan rantai Agung menjelaskan. Ambil contoh 420. Angka 4 menyatakan jarak antar pin rantai. Biar gampang dilambangkan dengan huruf A.
Besarnya A adalah 1/8 inci. Mencarinya sebagai berikut; A/8 atau 4/8 inci. Kalau mau dalam satuan mm tinggal dikalikan 25,4 mm. Jadi 4/8 x 25,4 mm = 12,7 mm. Jadi jarak antar pin rantai 12,7 mm itu.
Terus dua angka di belakang yaitu 20. Itu menyatakan lebar antara pelat dalam kiri-kanan rantai. “Konversinya harus lihat tabel. Seperti kode 20 sama dengan 6,25,” jelas Agung yang bekerja di bagian Quality Assurance & Quality Inspectiion Sect. Head.
Lebih jelas semuanya sih enak lihat tabel. Contoh lain rantai 520. Jarak antar pin dari kode 5 yaitu 15,875 mm dan lebar antar pelat dari kode 20 yaitu 6,25. Kan gampang.
Lalu ada istilah lagi seperti 428H. Apa artinya kode H. Itu artinya hard atau keras. Terdapat pada rantai Honda GL-Pro atau GL-Max. “Ukurannya sih sama dengan rantai 428 biasa. Bedanya pelat rantai lebih tebal,” ucap Agung sambil senyum.
Sumber : Motor Plus
Motor anti maling
Yang namanya maling ada saja akalnya dan makin menjadi-jadi. Meski sudah diberi kunci ganda, kalau kurang hati-hati motor tetap bisa raib. Berbagai cara yang praktis tapi cukup membuat puyeng pencoleng patut kita jalankan. Teknisnya sederhana, hanya butuh meluangkan waktu sebentar demi keselamatan motor kesayangan yang kita miliki yang biasa jadi urat nadi transportasi sehari-hari. Nih, simak!
1. Ganti Baut
Ada baiknya untuk mengganti beberapa baut di beberapa part yang selama ini merupakan incaran para si-tangan panjang (maling). Antara lain adalah Speedometer dan Master Rem (Disk Brake) Depan, atau banyak yang menyebutnya sebagai "Pala Babi". Apalagi proses bongkarnya hanya membutuhkan waktu ~ 5 - 10 menit, karena parts tersebut hanya menggunakan baut kunci biasa. Asal diketahui saja kedua spareparts itu cukup mahal harganya, antara Rp800 rebuan hingga Rp1,5 juta, tergantung tipe motornya. Nah, lumayan khan? Jadi langkah pengamanannya adalah dengan cara mengganti baut-bautnya, yang paling bagus. & aman adalah menggunakan baut bintang, harganya sekitar Rp15.000,00 per buah. Lumayan murah dibanding harus kehilangan spedometer khan?
2. Kantongi Tutup Busi
Saat memarkir motor di tempat umum yang rawan, buka tutup busi dan masukan dan simpan di tas atau saku celana, dijamin akan membuat pusing sang pencoleng karena motor tak bisa distart.
3. Pasang Saklar Rahasia
Pasang sakelar rahasia pemutus arus yang tersembunyi dari aki (baterai). Saat parkir putuskan aliran listrik melalui switch/sakelar rahasia sehingga meski kunci kontak bisa difungsikan dengan merusak dengan kunci T oleh sang pencuri misalnya tetap tak ada aliran listrik untuk menghidupkan mesin. Namun sebaiknya pakai cara ini bila garansi motor anda sudah habis, karena bisa berakibat hangusnya garansi kelistrikan selama 1 tahun.
4. Pasang Gembok
Grendel Stainless Cara ketiga tersebut saat ini memang sudah umum, dan banyak pencoleng juga sudah tau rahasianya. Yang lebih aman, memasang gembok grendel di cakram rem depan atau gir belakang (bila remnya tidak cakram). Pilih gembok yang tidak ada pake per, alias gembok stainless anti gerinda (merknya misalnya Abus atau Krisbow), harganya berkisar Rp20-30 ribu dan banyak dijual di toko perkakas atau toko bangunan. Menurut pengakuan “raja maling”, paling sulit kalau sudah pakai gembok stainless anti gerinda di motor. Paling-paling motor kalau malingnya nekat, diangkut ke atas bak mobil. Yaahh..kalo sudah begini sih emang nasib…
Ya, namanya juga usaha. Usaha manusia kan ada kelemahannya. Jadi, jangan lupa setelah gembak gembok sana sini pasang pengaman, pas ninggalin motor, berdoa agar motor kita dijagain sama yang Maha Menjaga, Allah SWT. Insya Allah, motor tetap utuh gak dicolek sama si tangan panjang. Amin. (jojo)
Makna dan arti kode oli
Kekentalan merupakan salah satu sifat karakteristik fisik oli mesin yang sangat penting. Dalam istilah oli mesin kekentalan biasa dikenal sebagai viskositas.
Tingkat kekentalan suatu oli mesin mengacu pada lembaga SAE berdasarkan table SAE J 300 th 1999.
Ada sekitar 30 jenis kekentalan SAE yg dikenal selama ini, diantaranya seperti SAE SAE 40, SAE 10w (disebut oli single grade-angkanya satu)) SAE 20w50,SAE 15w50,SAE 10w40,SAE 15w40 disebut multigrade) dst.
Selama ini mungkin para biker hanya tahu kalau tingkat SAE itu Cuma membedakan encer dan kentalnya suatu oli mesin. Padahal makna SAE sesungguhnya lebih dari itu …. Makna yg mungkin tidak terfikirkan selama ini…Makna yg justru paling menentukan bagi nasib kondisi mesin motor Anda!!!
Pertanyaannya sekarang:
Apa makna sesungguhnya dari kode SAE tsb?
Yg mana tingkat kekentalan oli mesin yg cocok utk motor? SAE20w50,10w40,15w40 atau 15w50?
Benarkah kalau “tarikan enteng”pake oli encer, menandakan oli yg dipake cocok utk motor Kita?
Sekarang mari kita coba bahas satu persatu tingkat kekentalan oli mesin yg ideal buat motor!!
Umumnya tingkat kekentalan utk motor, bila dilihat dari kondisi iklim di Indonesia , performa mesin dan hasil pengujian,idealnya dapat dibagi 4 jenis yaitu: SAE 20w50, 10w40, 15w40, atau 15w50.
Sekarang Kita lihat kelebihan dan kekurangan masing2 tk. SAE ini.
-SAE20w50
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -10 sd -15 C (kode 20w) dan pd suhu 150 c dg tk.kekentalan tertentu .
Oli jenis ini relative kurang efisien dalm pemakain BBM , dan agak berat performanya, namun sangat baik dlm perlindungan /perawatan mesin, khususnya utk kondisi jalan di Jakarta yg sering macet, jarang brjalan jauh ,polusi dan beban berat. Pd kondisi ini dikenal dg istilah “boundary lubrication”, dimana pada kondisi tsb. lapisan oli sangat tipis diantara celah mesin yg cenderung berpotensi terjadinya kontak antara logam dg logam.
oli ini relatif cocok baik utk motor baru apalgi utk motor diatas 3-5th keatas .
Oli jenis ini relative paling kecil nilai viskositas indeksnya (VI), diantara 3 jenis oli lainnya (minimal utk.oli mineral/semi sintetis 120, utk. sintetis 145) .Artinya sedikit memakai viscosity Index improver (peningkat angka VI). Terlalu banyak aditif ini ga baik buat motr .
VI= ukuran kemampuan suatu oli mesin dalam menjaga kestabilan kekentalan oli mesin dalam rentang suhu dingan sampai tinggi. Semakin tinggi VI semakin baik kestabilan kekentalannya.Utk oli mobil, VI tinggi akan sangat baik dimesin. Utk motor bisa sebaliknya.
-SAE15w50
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin (minus) -15 sd -20 C (kode 15w) dan suhu 150 c dg tk.kekentalan tertentu .
Jenis oli relative sama dg SAE20w50.Sedikit yg membedakan adalah sedikit lebih encer dan nilai VI lebih tinggi dari 20w50. (minimal utk.oli mineral 130, utk. sintetis 150) Semakin tinggi nilai VI artinya adlah semakin banyak pemakaian aditif peningkat angka VI. Aditif ini relative sensitif digunakan utk motor yg menyatukan oli mesin dan gigi (wet clutch).Artinya oli jenis ini relative lebih mudah berubah kekentalannya dibandingkan 20w50.
-SAE10w40
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -20 sd -25 C (kode 10w) dan suhu 150 C dg tk.kekentalan tertentu .
Jenis Oli yg relative paling encer diantaranya ke 3 jenis oli lainnya. Oli ini relative paling irit BBM, namun kurang baik dalam perlindungan mesin .Terutama pada kondisi jalan sering macet dan beban berat.(mis.sering dipake boncengan).
Relatif sama dg SAE 15w50 , dalam hal pemakaian aditif peningkat angka VI. (minimal utk.oli mineral 130, utk. sintetis 150) Apakah berarti paling bagus?Belum tentu …!Semakin banyak kandungan aditif peningkat angka VI , semakin besar kemungkinan peluang pecahnya aditif VI-nya dan berubah kekentalannya.
aditif peningkat angka VI terbuat dr seny.kimia kopolimer. yg baik beradaptasi pada suhu dingin dan tinggi. TTpi sensitif thd tekanan stress di gigi.
Ukuran perubahan kekentalan oli biasanya dipakai batasan sampai 25-30% dari kekentalan awal /oli baru. Agak sulit memang indikatornya soalnya Cuma lab.yg bisa memastikan hal ini.
Kalaupun Anda ingin tetap memakai oli jenis ini, saran saya , perhatikan jarak pergantian olinya lebih awal. Kalau Anda merasa suara mesin sdh agak berbeda sedikit aja..cepet2 ganti dah..
-SAE15w40
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -15 sd -20 C (kode 15w) dan suhu 150 C dg tk.kekentalan tertentu .
Nilai VI ,minimal utk.oli mineral 125, utk. sintetis 145.
Hasil pengujian di motor sebenarnya menunjukkan oli jenis ini yg paling pas. Oli jenis ini relative paling stabil kekentalannya dibandingkan yg lainnya. Masalhnya oli jens ini jarang diaplikasikan utk motor. Biasanya jenis SAE ini, dipakai utk kendaraan jenis mesin disel, yg membutuhkan kestabilan kekekntalan dalam jarak jauh dan kondisi ekstrim pada mesin disel.
Selain hal diatas, hal yg terkait dg perlindungan mesin motor adalah factor tingkat kode API dan kode JASO MA.
Jenis SAE lainnya sah2 saja dipake sejauh Anda tahu dan paham menyiasati oli tsb. Namun utk kondisi di Indonesia dan performa motor “wet clutch” , tingkat SAE diatas ga ada salahnya-alias “kudu”- jadi prioritas pilihan Anda. Namun tentu semuanya kembali kepada Anda semuanya…mana menurut Anda yg paling cuocook utk tunggangan Anda….
Tetapi kunci dari semua ini adalah proporsioanal ...dalam menyiasati oli mesin.
Sumber : http://Honda-tiger.or.id, tulisan saudara fuad
Makna dan arti kode ban luar

Oke anak-anak he he he daripada khayal kemana-mana kita mulai bahas seperti apakah kode yang tercetak pada ban. sebaiknya anda simak dibawah ini.
Ada dua macam kode ban yang biasa digunakan yaitu :
Kode 18 menunjukkan diameter velg / rim dalam satuan inci. 4PR menunjukkan kekuatan ban yang didasarkan pada kekuatan serat kain ban atau ply rating.
4PR berarti penggunaan lapisan kain dari bahan nilon didalam carcass berindikasi kekuatan setara dengan 4 lapisan kain ban.
Untuk kode imperial, aspect ratio atau perbandingan tinggi ban terhadap lebar ban didasarkan pada nilai 100% tinggi ban sama dengan lebar ban.
2. Kode metric, 130/90-16 67H.