Minggu, 07 Juni 2009

Makna dan arti kode ban luar


Bingung ganti ukuran ban luar motor karena penulisan kode ukuran ban dalam 2 versi? Dari pada pegangan karena bingung, yuk kita bahas. Kudu inget kode yang tercetak diban bukan untuk pasang buntut ato no telpon artis yang sekarang lagi naik daun, tapi buat nunjukin lebar, tinggi, diameter & kecepatan maksimal ban.
Oke anak-anak he he he daripada khayal kemana-mana kita mulai bahas seperti apakah kode yang tercetak pada ban. sebaiknya anda simak dibawah ini.
Ada dua macam kode ban yang biasa digunakan yaitu :
1. Kode imperial 4.60-H18 4PR
maka 4.60 menyatakan lebar ban atau dalam satuan inci), H menunjukkan batas kecepatan pemakaian untuk scootermax.100 km/jam dan N adalah max 140 km/jam. S adalah max 180 km/jam, H adalah max.210 km/jam dan V adalah max.250 km/jam.
Kode 18 menunjukkan diameter velg / rim dalam satuan inci. 4PR menunjukkan kekuatan ban yang didasarkan pada kekuatan serat kain ban atau ply rating.
4PR berarti penggunaan lapisan kain dari bahan nilon didalam carcass berindikasi kekuatan setara dengan 4 lapisan kain ban.
Untuk kode imperial, aspect ratio atau perbandingan tinggi ban terhadap lebar ban didasarkan pada nilai 100% tinggi ban sama dengan lebar ban.
2. Kode metric, 130/90-16 67H.
130 menunjukkan lebar ban dalam satuan mili meter, 90 menunjukkan tinggi ban terhadap lebarnya, 90 berarti perbandingan tinggi ban 90% dari lebarnya. Jika lebar 130 mm maka tinggi ban 90% x 130 mm = 117 mm. Aspect ratio yang kecil akan meningkatkan stabilitas dan handling kendaraan. Kode 16 menunjukkan diameter velg / rim dalam satuan inci, 67 menunjukkan beban maksimum yang diperbolehkan atau load index/LI. Li 67 berarti beban maksimum yang dapat ditanggung sebesar 307 kg. H menunjukkan batas kecepatan pemakaian atau sama seperti contoh diatas. Jadi saat anda akan membeli ban dengan merk yang berbeda perhatikan kodenya dan periksa apakah sama spesifikasinya dengan ban yang sebelumnya anda gunakan.
Ada yang lupa nih bro, sudah tahu kode, arti & makna ban tapi belum tahu ukuran velg mana yang cocok dengan ban yang telah dipilh, berikut adalah tabel nya. 
Sumber :http://Comettires.com 

Menghitung Rasio Kompresi

Menghitung rasio kompresi atau perbandingan kompresi 4-tak pernah ditulis MOTOR Plus sejak dulu kala. Rumus bakunya yaitu volume silinder ditambah volume ruang bakar dan dibagi volume ruang bakar. Formulanya:

Volume silinder + Volume ruang bakar
Rasio kompresi = -------------------------------------
Volume ruang bakar

Namun setelah bentuk kepala seher tidak rata lagi, timbul perdebatan. Isi silinder bukan lagi volume langkah. “Tapi, dikurangi jenongnya seher,” jelas Tomy Huang, bos Bintang Racing Team (BRT) Cibinong.

Alasan Tomy Huang memang perlu dihargai. Dia berpikir sekecil apapun seher jenong mampu mengurangi isi silinder. “Jadi, dalam menghitung rasio kompresi rumusnya juga beda,” jelas Tomy Huang yang aslinya penemu CDI Cibinong itu.

Seperti pernah dicoba mengukur rasio kompresi Yamaha Scorpio standar setelah pakai seher jenong. Posisi seher di TMA, menggunakan buret atau tabung ukur, kemudian dari lubang busi diisi cairan. Didapat volume ruang bakar 21 cc.

Dilanjut oleh Tomy Huang mengukur isi silinder setelah pakai seher jenong. Di ruang bakar masih terdapat cairan dan langsung seher diturunkan menuju TMB (Titik Mati Bawah). Diisi lagi dengan cairan dan masih menggunakan buret diisi hingga penuh didapat volume total 252 cc.

Maka rasio kompresinya tinggal dilakukan pembagian. Volume total (silinder seher jenong plusruang bakar) dibagi volume ruang bakar. Yaitu 252/21 = 12 : 1. Formula Tomy Huang yaitu:

Volume total
Rasio kompresi= ------------------
Volume ruang bakar

Perlu diingat, formula Tomy Huang memperhitungkan jenongnya kepala seher. Dihitung sangat presisi.

Berbeda dengan pendapat Beny Djatiutomo, mekanik Yamaha Petronas FDR Start Motor. Menurutnya rasio kompresi rumusnya tetap saja meski sehernya jenong. “Tidak dipengaruhi bentuk seher,” dukung Gandhoel alias Sri Hartanto mekanik GRM Jogja.

Kalau kasusnya seperti Scorpio standar 223 cc dengan seher jenong tadi, maka hitungan yaitu:

Volume Scorpio standar+Volume ruang bakar
Rasio kompresi=------------------------------------------
Volume ruang bakar

223 + 21
= ----------- = 11,6 : 1
21

Dari dua formula itu memang menghasilkan angka yang berbeda. Tapi, jangan dijadikan sebagai debat kusir siapa yang benar. Justru dijadikan patokan ketika bertanya besar rasio kompresi. Supaya jangan salah harus dikasih keterangan. Memperhitungkan seher jenong atau tetap pakai volume langkah saja.

Sumber : http://motoplus-online.com